TUGAS BESAR UC

 KONTROL PEMADAM KEBAKARAN DI RUMAH 




1. Pendahuluan [back]

Kebakaran adalah bencana yang dapat mengancam nyawa dan harta benda. Oleh karena itu, diperlukan upaya pencegahan dan pengendalian yang efektif untuk meminimalkan kerugian yang dapat timbul akibat kebakaran. Salah satu langkah kritis dalam pengendalian kebakaran adalah mendeteksi secara dini adanya api dan asap.Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan responsibilitas dalam penanganan kebakaran, pengembangan aplikasi kontrol pemadam kebakaran dengan memanfaatkan teknologi sensor api dan sensor asap menjadi suatu solusi yang relevan. Aplikasi ini dirancang untuk memberikan deteksi dini terhadap kebakaran, serta memberikan respons otomatis untuk mengendalikan dan memadamkan api.Aplikasi ini menggunakan input dari sensor api dan sensor asap sebagai data masukan. Sensor-api digunakan untuk mendeteksi adanya nyala api, sementara sensor asap bertugas mendeteksi adanya partikel asap yang dapat menjadi indikator awal kebakaran. Data dari kedua sensor ini kemudian diolah secara real-time oleh sistem kontrol.Output dari aplikasi ini mencakup pengendalian motor AC (pompa air) untuk menyuplai air ke titik kebakaran yang terdeteksi, pengaktifan buzzer sebagai tanda peringatan kebakaran, dan tampilan informasi visual melalui dot-matriks untuk memberikan instruksi atau informasi tambahan kepada pengguna atau petugas pemadam kebakaran.Dengan mengintegrasikan teknologi sensor dan otomatisasi, aplikasi ini diharapkan dapat memberikan respons yang lebih cepat dan efektif dalam situasi kebakaran, membantu meminimalkan dampak negatif serta melindungi nyawa dan harta benda. Dalam konteks ini, penelitian ini akan merinci rancangan, pengembangan, dan uji coba aplikasi kontrol pemadam kebakaran yang inovatif dan efisien.




2. Tujuan [back]

  1. Merangkai dan menguji aplikasi output pada mikrokontroller Arduino
  2. Merangkai dan menguji input pada mikrokontroller Arduino
  3. Merangkai dan menguji I/O pada mikrokontroller Arduino 
  4. Mengetahui bentuk rangkaian dan mensimulasikan pengaplikasian mikrokontroller Arduino pada software proteus. 
3. Alat dan Bahan  [back]

 A. ALAT
     
         1) Voltmeter DC 

            Berikut adalah Spesifikasi dan keterangan Probe DC Volemeter

         

         2) Power Suply

          

       


Bahan :

1. Arduino



Gambar 1. Arduino Uno

Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328 (datasheet). Memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset. Untuk mendukung mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup hanya menghubungkan Board Arduino Uno ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau listrik dengan AC yang-ke adaptor-DC atau baterai untuk menjalankannya. 

Summary:
Microcontroller ATmega328
Operasi dengan daya 5V Voltage
Input Tegangan (disarankan) 7-12V
Input Tegangan (batas) 6-20V
Digital I / O Pins 14 (dimana 6 memberikan output PWM)
Analog Input Pin 6
DC Lancar per I / O Pin 40 mA
Saat 3.3V Pin 50 mA DC
Flash Memory 32 KB (ATmega328) yang 0,5 KB digunakan oleh bootloader
SRAM   2 KB (ATmega328)
EEPROM 1 KB (ATmega328)
Clock Speed ?16 MHz

  • Button

Technical Specifications

  • Mode of Operation: Tactile feedback
  • Power Rating: MAX 50mA 24V DC
  • Insulation Resistance: 100Mohm at 100v
  • Operating Force: 2.55±0.69 N
  • Contact Resistance: MAX 100mOhm
  • Operating Temperature Range: -20 to +70 
  • Storage Temperature Range: -20 to +70 ℃

     2) Resistor

    Spesifikasi:


2. Sumber DC
Sumber arus listrik DC kependekan dari Direct Current, dikenal dengan arus searah karena merupakan sumber arus yang dihasilkan hanya memiliki satu polaritas. Dikatakan satu polaritas karena arus yang mengalir tetap dalam satu arah yaitu dari positif ke negatif atau dari negatif ke positif. Arus listriD AC akan membentuk suatu gelombang yang dinamakan dengan gelombang sinus atau lebih lengkapnya sinusoida dengan hanya membentuk setengah gelombang. Disini menggunakan sumber DC baterai kotak dengan kapasitas 9 Volt

3. Optocoupler
Optocoupler juga dikenal dengan sebutan Opto-isolator, Photocoupler atau Optical Isolator. Optocoupler adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai penghubung berdasarkan cahaya optik. Pada dasarnya Optocoupler terdiri dari 2 bagian utama yaitu Transmitter yang berfungsi sebagai pengirim cahaya optik dan Receiver yang berfungsi sebagai pendeteksi sumber cahaya. Masing-masing bagian Optocoupler (Transmitter dan Receiver) tidak memiliki hubungan konduktif rangkaian secara langsung tetapi dibuat sedemikian rupa dalam satu kemasan komponen.
Gambar 2. Optocoupler

4. Motor DC
Secara teori, Motor DC adalah Motor listrik yang membutuhkan suplai tegangan arus searah atau arus DC (Direct Current) pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor tersebut disebut stator, dan kumparan jangkar disebut rotor. Pada percobaan ini menggunakan motor DC dengan tipe pompa air.
Gambar 3. Motor DC Tipe Pompa Air

5. Flame Sensor

   Sensor Flame

Spesifikasi :
- Jangkauan spektrum : 760 - 1100 (nm)
- Sudut yang terdeteksi : 0° - 60°
- Catu Daya : 3,3V - 5,3V
- Temperatur Kerja : -25°C sampai 85°C
- Dimensi : 27,3 x 15,4 (mm









Sensor api adalah sensor yang dirancang untuk mendeteksi dan menanggapi keberadaan api dan memungkinkan mendeteksi api. Respons terhadap nyala api yang terdeteksi bergantung pada pemasangan, tetapi dapat mencakup membunyikan alarm, menonaktifkan saluran bahan bakar (seperti propana atau saluran gas alam), dan mengaktifkan sistem pencegah kebakaran. Ketika digunakan dalam aplikasi seperti tungku industri, perannya adalah untuk memberikan konfirmasi bahwa tungku bekerja dengan benar; dalam hal ini mereka tidak melakukan tindakan langsung di luar memberi tahu operator atau sistem kontrol. Detektor api seringkali dapat merespon lebih cepat dan lebih akurat daripada detektor asap atau panas karena mekanisme yang digunakan untuk mendeteksi nyala api 
Gambar 4.  Sensor Api

6. Sound Sensor

Sensor Suara adalah sensor yang memiliki cara kerja merubah besaran suara menjadi besaran listrik. Pada dasarnya prinsip kerja pada alat ini hampir mirip dengan cara kerja sensor sentuh pada perangkat seperti telepon genggam, laptop, dan notebook. Sensor ini bekerja berdasarkan besar kecilnya kekuatan gelombang suara yang mengenai membran sensor yang menyebabkan bergeraknya membran sensor yang memiliki kumparan kecil dibalik membran tersebut naik dan turun. Kecepatan gerak kumparan tersebut menentukan kuat lemahnya gelombang listrik yang dihasilkannya.
Spesifikasi :
  • Sensitivitas dapat diatur (pengaturan manual pada potensiometer)
  • Condeser yang digunakan memiliki sensitivitas yang tinggi
  • Tegangan kerja antara 3.3V – 5V
  • Terdapat 2 pin keluaran yaitu tegangan analog dan Digital output
  • Sudah terdapat lubang baut untuk instalasi
  • Sudah terdapat indikator led
7. Sensor ACS712 ( SENSOR ARUS)
Sensor Arus ACS712 merupakan modul sensor yang digunakan untuk mengukur arus baik arus AC maupun arus DC. Berikut adalah spesifikasi dan fitur dari sensor ACS712:
Spesifikasi : Modul Sensor arus dengan chip ACS7 12 – 20A Catu daya yang digunakan 5V Ada indikator power (led) pada boardnya Bisa mengukur tegangan DC maupun AC dengan rating maksimal 20A Output sensor sebesar 100mV/A Dimensi : 33 mm x 14 mm Berat : 20 gram

Spesifikasi ACS712

Berikut ini adalah spesifikasi dan feature dari sensor ACS712 :

  • Jalur sinyal analog dengan noise rendah
  • Bandwidth perangkat diatur melalui pin FILTER baru
  • Waktu kenaikan output 5 μs sebagai respons terhadap arus input langkah
  • Bandwidth 80 kHz
  • Total kesalahan output 1,5% pada TA = 25°C
  • Jejak kecil, paket SOIC8 profil rendah
  • 1,2 mΩ resistansi konduktor internal
  • Tegangan isolasi minimum 2,1 kVRMS dari pin 1-4 ke pin 5-8
  • 5,0 V, operasi pasokan tunggal
  • Sensitivitas output 66 hingga 185 mV/A
  • Tegangan output sebanding dengan arus AC atau DC
  • Dipangkas pabrik untuk akurasi
  • Tegangan offset keluaran yang sangat stabil
  • Histeresis magnetik hampir nol
  • Output rasiometrik dari tegangan suplai



7. Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).
Gambar 6. Buzzer

8. IC Max 7219NG
MAX7219 / MAX7221 adalah input / output serial yang ringkas driver layar common-cathode yang antarmuka mikroprosesor (ÁPs) ke tampilan LED numerik 7-segmen hingga 8 digit, tampilan grafik batang, atau 64 individu LED. Termasuk on-chip adalah kode BCD-B decoder, sirkuit pemindaian multipleks, segmen dan digit driver, dan 8x8 RAM statis yang menyimpan setiap digit. Hanya satu resistor eksternal diperlukan untuk mengatur segmen saat ini untuk semua LED. MAX7221 kompatibel dengan SPI Ö, QSPI Ö, dan MICROWIRE Ö, dan memiliki slewrate-limited driver segmen untuk mengurangi EMI. Antarmuka seri 4-kawat yang nyaman terhubung ke semua ÁPs umum. Angka individu dapat diatasi dan diperbarui tanpa menulis ulang seluruh tampilan. Itu MAX7219 / MAX7221 juga memungkinkan pengguna untuk memilih kodeB decoding atau no-decode untuk setiap digit. Perangkat termasuk shutdown daya rendah 150ÁA mode, kontrol kecerahan analog dan digital, scanlimit daftar yang memungkinkan pengguna untuk menampilkan dari 1 hingga 8 digit, dan mode tes yang memaksa semua LED menyala. Untuk aplikasi yang membutuhkan operasi atau segmen 3V berkedip.
Gambar 6. IC Max 7219NG

9. Dotmatrix
Dot matrix adalah susunan titik-titik dua dimensi yang digunakan untuk menampilkan karakter-karakter, simbol atau gambar. Dahulu dot matrix digunakan pada printer-printer tua dan banyak perangkat tampilan digital. Pada printer, titik-titik tersebut adalah daerah yang diredupkan. Sedangkan pada display, titik-titik tersebut adalah daerah yang bercahaya. Sebagaimana pada LED atau CRT display cara kerjanya titik-titik yang sebelumnya mati, bercahaya sesuai sesuai obyek yang diinginkan.
 Gambar 7. Dotmatriks

10. Relay



Spesifikasi tipe relay: 5VDC-SL-C
Tegangan coil: DC 5V
Struktur: Sealed type
Sensitivitas coil: 0.36W
Tahanan coil: 60-70 ohm
Kapasitas contact: 10A/250VAC, 10A/125VAC, 10A/30VDC, 10A/28VDC
Ukuran: 196154155 mm
Jumlah pin: 5
Pin Relay:


 11. Logic state


FeatureInput 1A Input 2A output A Input lB Input 2B output B . . B I u I vc~ Input ID Input 2D output .






8. Dioda (1N4001)













  





  • 13.  Buzzer

    Buzzer Features and Specifications

    • Rated Voltage: 6V DC
    • Operating Voltage: 4-8V DC
    • Rated current: <30mA
    • Sound Type: Continuous Beep
    • Resonant Frequency: ~2300 Hz 
    • Small and neat sealed package
    • Breadboard and Perf board friendly
        14.  LED


        
       







     15. Motor




      







    Features of brushed DC motors
    Advantages
        No need for a drive circuit when running at constant speed
        High-efficiency design
        Able to operate at high speeds
        High startup torque
        Responsive and easy to use as speed and torque can be controlled by voltage
    Disadvantages
        Motor life is shortened by the need for brushes and a commutator, which are subject to wear.
        The brushes generate both electrical and acoustic noise



4. Dasar Teori [back]
  • Arduino

Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel. Arduino yang kita gunakan dalam praktikum ini adalah Arduino Uno yang menggunakan chip AVR ATmega 328P. Dalam memprogram Arduino, kita bisa menggunakan komunikasi serial agar Arduino dapat berhubungan dengan komputer ataupun perangkat lain.

Adapun spesifikasi dari Arduino Uno ini adalah sebagai berikut :

 

Arduino Uno

Bagian-bagian arduino uno:

-Power USB

Digunakan untuk menghubungkan Papan Arduino dengan komputer lewat koneksi USB.

-Power jack

Supply atau sumber listrik untuk Arduino dengan tipe Jack. Input DC 5 - 12 V.

-Crystal Oscillator

Kristal ini digunakan sebagai layaknya detak jantung pada Arduino. Jumlah cetak menunjukkan             16000 atau 16000 kHz, atau 16 MHz.

-Reset

Digunakan untuk mengulang program Arduino dari awal atau Reset.

-Digital Pins I / O

Papan Arduino UNO memiliki 14 Digital Pin. Berfungsi untuk memberikan nilai logika ( 0 atau 1 ). Pin berlabel " ~ " adalah pin-pin PWM ( Pulse Width Modulation ) yang dapat digunakan untuk menghasilkan PWM.

-Analog Pins

Papan Arduino UNO memiliki 6 pin analog A0 sampai A5. Digunakan untuk membaca sinyal atau sensor analog seperti sensor jarak, suhu dsb, dan mengubahnya menjadi nilai digital.

-LED Power Indicator

Lampu ini akan menyala dan menandakan Papan Arduino mendapatkan supply listrik dengan baik.

Bagian - bagian pendukung:

-RAM

RAM (Random Access Memory) adalah tempat penyimpanan sementara pada komputer yang isinya dapat diakses dalam waktu yang tetap, tidak memperdulikan letak data tersebut dalam memori atau acak. Secara umum ada 2 jenis RAM yaitu SRAM (Static Random Acces Memory) dan DRAM (Dynamic Random Acces Memory).

-ROM

ROM (Read-only Memory) adalah perangkat keras pada computer yang dapat menyimpan data secara permanen tanpa harus memperhatikan adanya sumber listrik. ROM terdiri dari Mask ROM, PROM, EPROM, EEPROM.

Block Diagram Mikrokontroler ATMega 328P pada Arduino UNO

Adapun block diagram mikrokontroler ATMega 328P dapat dilihat pada gambar berikut:

Block diagram dapat digunakan untuk memudahkan / memahami bagaimana kinerja dari mikrokontroler ATMega 328P.

Pin-pin ATMega 328P:

            Rangkaian Mikrokontroler ATMega 328P pada Arduino UNO


  • Sensor Flame

Salah satu detektor yang memiliki fungsi terpenting adalah detektor api atau yang biasa disebut dengan Flame Detector yang mampu mengaktifkan alarm bila mendeteksi adanya percikan api yang berisiko menyebabkan bencana kebakaran. Namun, saat memilih Flame Detector, pengguna diharuskan telah benar-benar paham atas prinsip dari alat detektor tersebut dan meninjaunya demi mendapatkan Flame Detector yang sesuai dengan aktivitas di dalam lokasi dan tingkat kebutuhannya, serta bagaimana konsekuensi risiko yang mungkin terjadi.
Prinsip Flame Detektor tersebut menggunakan metode optik yang bekerja seperti UV (ultraviolet) dan IR (infrared), pencitraan visual api, serta spektroskopi yang berfungsi untuk mengidentifikasi percikan api atau flame. Reaksi intens bahan yang memicu kebakaran dapat ditandai dari UV, terlihatnya emisi karbondioksida, dan radiasi dari infrared. Flame Detector juga mampu membedakan antara False Alarm atau peringatan palsu dengan api kebakaran sungguhan melalui komponen sistem yang dirancang dengan fungsi mendeteksi adanya penyerapan cahaya yang terjadi pada gelombang tertentu.
Tingkat potensi risiko kebakaran dari setiap jenis bahan semakin meluas mengingat semakin canggihnya teknologi penginderaan api atau teknologi Flame Sensing. Pada umumnya bahan bakar industri yang tergolong mudah terbakar antara lain: bensin, hidrogen, belerang, alkohol, LNG/LPG, minyak tanah, kertas, disel, kayu, jet bahan bakar, tekstil, ethylene, dan pelarut.

Gambar : Grafik Respon Flame Sensor



  • 3. Sensor Sound

    Sensor suara adalah sebuah alat yang mampu mengubah gelombang Sinusioda suara menjadi gelombang sinus energi listrik (Alternating Sinusioda Electric Current). Sensor suara berkerja berdasarkan besar/kecilnya kekuatan gelombang suara yang mengenai membran sensor yang menyebabkan bergeraknya membran sensor yang juga terdapat sebuah kumparan kecil di balik membran tadi naik & turun. Oleh karena kumparan tersebut sebenarnya adalah ibarat sebuah pisau berlubang-lubang, maka pada saat ia bergerak naik-turun, ia juga telah membuat gelombng magnet yang mengalir melewatinya terpotong-potong. Kecepatan gerak kumparan menentukan kuat-lemahnya gelombang listrik yang dihasilkannya.
    Sensor suara adalah sensor yang cara kerjanya merubah besaran suara menjadi besaran listrik, dan dipasaran sudah begitu luas penggunaannya. Komponen yang termasuk dalam Sensor suara yaitu electric condenser microphone atau mic kondenser.
    Intensitas suara adalah ukuran dari "aliran energi melewati satuan luas per satuan waktu" dan unit pengukuran adalah W/m2 Probe intensitas suara mikrofon ini dirancang untuk menangkap intensitas suara bersama dengan unit arah aliran sebagai besaran vektor. Hal ini dicapai dengan menggabungkan lebih dari satu mikrofon di probe untuk mengukur aliran energi suara. mikrofon konvensional dapat mengukur tekanan suara (unit: Pa), yang mewakili intensitas bunyi di tempat tertentu (satu titik), tetapi dapat mengukur arah aliran. Mikrofon intensitas bunyi Oleh karena itu digunakan untuk sumber suara memeriksa dan untuk mengukur kekuatan suara.
    Prinsip kerja : 
    Sensor suara adalah sensor yang cara kerjanya yaitu merubah besaran suara menjadi besaran listrik. Sinyal yang masuk akan di olah sehingga akan menghasilkan satu kondisi yaitu kondisi 1 atau 0. Sensor suara banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, Contoh Pengaplikasian sensor ini adalah yang bekerja pada system robot. Suara yang diterima oleh microfon akan di transfer ke pre amp mic, fungsi pre amp mic ini adalah untuk memperkuat sinyal suara yang masuk kedalam komponen.
    Setelah sinyal suara diterima oleh preamp mic, kemudian di kirim lagi ke rangkaian pengkonfersi yang mana rangkaian ini berfungsi untuk merubah sinyal suara yang berbentuk sinyal digital menjadi sinya analog agar bisa dibaca oleh mikrokontroler. Jika sinyal tersebut diterima oleh mikro kontroler maka akan diolah sesuai dengan program yang dibuat, apakah robot akan berjalan atau berhenti.
    Suara yang masuk direkam oleh komponen kemudian akan disimpan oleh memory. Sebagai contoh jika kita bertepuk tangan 1 kali maka akan dikenali sebagai kondisi 1 atau on sehingga robot dapat berjalan. Jika bertepuk tangan 2 kali maka robot akan mati atau mendapat sinyal kondisi 0. Penggunaan sinyal tergantung dari user bagaimana dia menggunakannya.
    Kesensitifan  sensor suara dapat diatur, semakin banyak condensator yang digunakan pada pre amp maka akan semakin baik daya sensitive dari sensor suara tersebut. Begitu juga pada saat penggunaan suara harus dalam kondisi tertentu, karena jika terdapat suara lain yang masuk maka akan tidak dikenali oleh sensor, begitu pula frekuensi yang digunakan harus sesuai pada saat kita menginput suara awal dan input suara pada saat menjalankan program.
    Spesifikasi :
    • Sensitivitas dapat diatur (pengaturan manual pada potensiometer)
    • Condeser yang digunakan memiliki sensitivitas yang tinggi
    • Tegangan kerja antara 3.3V – 5V
    • Terdapat 2 pin keluaran yaitu tegangan analog dan Digital output
    • Sudah terdapat lubang baut untuk instalasi
    • Sudah terdapat indikator led
    Konfigurasi pin:

    Grafik:

  • SENSOR ARUS ACS712

    Medan magnet tersebut kemudian diubah menjadi tegangan yang proporsional terhadap arus yang mengalir oleh sebuah IC Hall. Modul sensor ACS712 mempunyai 3 varian, yaitu :

    • ACS712-05B untuk pengukuran arus dalam rentang -5A sampai 5A
    • ACS712-20A untuk pengukuran arus dalam rentang -20A sampai 20A
    • ACS712-30A untuk pengukuran arus dalam rentang -30A sampai 30A

    Gambar berikut ini menunjukan Typical Application dari modul sensor ACS712.

    ACS712 khas Aplikasi

    Dengan tingkat akurasi yang tinggi, harga yang terjangkau dan ukuran yang kecil, menjadikan modul ACS712 sangat cocok untuk digunakan pada berbagai aplikasi maupun project antara lain :

    • Kontrol motor
    • Deteksi dan managemen arus beban
    • Beralih Power Supply
    • Proteksi gangguan arus berlebih
    • dll
    Grafik Sensitivitas ACS712

    Pada gambar diatas merupakan datasheet grafik sensitivitas dari masing-masing sensor ACS712 5A, ACS712 20A dan ACS712 30A. Dari grafik linier tersebut bisa diambil kesimpulan yaitu :

    • Offset tegangan output = 2,5V
    • ACS712 5A mempunyai sensitivitas 185 mV/A
    • ACS712 20A mempunyai sensitivitas 100 mV/A
    • ACS712 30A mempunyai sensitivitas 66 mV/A

      Oleh karena data sensitivitas masing-masing ACS712 yang berbeda-beda, maka untuk pemrograman nya juga harus disesuaikan dengan tipe ACS712 yang digunakan dengan mengacu pada data sensitivitas tersebut.

    Spesifikasi ACS712

    Berikut ini adalah spesifikasi dan feature dari sensor ACS712 :

    • Jalur sinyal analog dengan noise rendah
    • Bandwidth perangkat diatur melalui pin FILTER baru
    • Waktu kenaikan output 5 μs sebagai respons terhadap arus input langkah
    • Bandwidth 80 kHz
    • Total kesalahan output 1,5% pada TA = 25°C
    • Jejak kecil, paket SOIC8 profil rendah
    • 1,2 mΩ resistansi konduktor internal
    • Tegangan isolasi minimum 2,1 kVRMS dari pin 1-4 ke pin 5-8
    • 5,0 V, operasi pasokan tunggal
    • Sensitivitas output 66 hingga 185 mV/A
    • Tegangan output sebanding dengan arus AC atau DC
    • Dipangkas pabrik untuk akurasi
    • Tegangan offset keluaran yang sangat stabil
    • Histeresis magnetik hampir nol
    • Output rasiometrik dari tegangan suplai








Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar  yaitu :

  1. Electromagnet (Coil)
  2. Armature
  3. Switch Contact Point (Saklar)
  4. Spring

Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :Struktur dasar Relay

Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :

  • Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
  • Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)

Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat digolongkan menjadi :

  • Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
  • Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
  • Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
  • Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.

Untuk lebih jelas mengenai Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw, silakan lihat gambar dibawah ini :Jenis relay berdasarkan Pole dan Throw


  •   Resistor

Resistor merupakan komponen pasif yang memiliki nilai resistansi tertentu dan berfungsi untuk menghambat jumlah arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya resistor nilai tetap (fixed resistor), resistor variabel (variabel resistor), thermistor, dan LDR.





Cara membaca nilai resistor

Cara menghitung nilai resistansi resistor dengan gelang warna :

1. Masukan angka langsung dari kode warna gelang pertama.

2. Masukan angka langsung dari kode warna gelang kedua.

3. Masukan angka langsung dari kode warna gelang ketiga.

 4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10^n).

5. Gelang terakhir merupakan nilai toleransi dari resistor

 8. Buzzer




Kata buzzer sebetulnya berasal dari Bahasa Inggris, artinya bel, lonceng, atau alarm. Sedangkan pengertian buzzer secara harfiah adalah alat yang digunakan untuk atau dimanfaatkan untuk menyampaikan dan menyebarluaskan pengumuman. Jadi pada bagian ini buzzer digunakan sebagai output yaitu sebagai penanda atau sebagai bel peringatan.

    9.  Logic state






Gerbang Logika (Logic Gates) adalah sebuah entitas untuk melakukan pengolahan input-input yang berupa bilangan biner (hanya terdapat 2 kode bilangan biner yaitu, angka 1 dan 0) dengan menggunakan Teori Matematika Boolean sehingga dihasilkan sebuah sinyal output yang dapat digunakan untuk proses berikutnya.  

Input dan Output pada Gerbang Logika hanya memiliki 2 level. Kedua Level tersebut pada umumnya dapat dilambangkan dengan :

  • HIGH (tinggi) dan LOW (rendah)
  • TRUE (benar) dan FALSE (salah)
  • ON (Hidup) dan OFF (Mati)
  • 1 dan 0

 7 jenis gerbang logika :

  1. Gerbang AND : Apabila semua / salah satu input merupakan bilangan biner (berlogika) 0, maka output akan menjadi 0. Sedangkan jika semua input adalah bilangan biner (berlogika) 1, maka output akan berlogika 1.
  2. Gerbang OR  : Apabila semua / salah satu input merupakan bilangan biner (berlogika) 1, maka output akan menjadi 1. Sedangkan jika semua input adalah bilangan biner (berlogika) 0, maka output akan berlogika 0.
  3. Gerbang NOT : Fungsi Gerbang NOT adalah sebagai Inverter (pembalik). Nilai output akan berlawanan dengan inputnya.
  4. Gerbang NAND : Apabila semua / salah satu input bilangan biner (berlogika) 0, maka outputnya akan berlogika 1. Sedangkan jika semua input adalah bilangan biner (berlogika) 1, maka output akan berlogika 0.
  5. Gerbang NOR : Apabila semua / salah satu input bilangan biner (berlogika) 1, maka outputnya akan berlogika 0. Sedangkan jika semua input adalah bilangan biner (berlogika) 0, maka output akan berlogika 1.
  6. Gerbang XOR : Apabila input berbeda (contoh : input A=1, input B=0) maka output akan berlogika 1. Sedangakan jika input adalah sama, maka output akan berlogika 0.
  7. Gerbang XNOR : Apabila input berbeda (contoh : input A=1, input B=0) maka output akan berlogika 0. Sedangakan jika input adalah sama, maka output akan berlogika 1. 

     11. LED









    Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan  cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya. Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu) yang kecil dan dapat dipasangkan dengan mudah ke dalam berbagai perangkat elektronika. Berbeda dengan Lampu Pijar, LED tidak memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak menimbulkan panas dalam menghasilkan cahaya.  Oleh karena itu, saat ini LED (Light Emitting Diode) yang bentuknya kecil telah banyak digunakan sebagai lampu penerang dalam LCD TV yang mengganti lampu tube. LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda. 
    Keanekaragaman Warna pada LED tersebut tergantung pada wavelength (panjang gelombang) dan senyawa semikonduktor yang dipergunakannya. Berikut ini adalah Tabel Senyawa Semikonduktor yang digunakan untuk menghasilkan variasi warna pada LED :
    Bahan SemikonduktorWavelengthWarna
    Gallium Arsenide (GaAs)850-940nmInfra Merah
    Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP)630-660nmMerah
    Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP)605-620nmJingga
    Gallium Arsenide Phosphide Nitride (GaAsP:N)585-595nmKuning
    Aluminium Gallium Phosphide (AlGaP)550-570nmHijau
    Silicon Carbide (SiC)430-505nmBiru
    Gallium Indium Nitride (GaInN)
  •  Motor DC

Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan magnet), ArmatureWinding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator)dan Brushes (kuas/sikat arang).

Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti

Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.


  • Rangkaian Reset

    Mikrokontroler menggunakan rangkaian reset. Rangkaian power on reset terdiri dari resistor 4,7KΩ dan tombol untuk penekanan reset secara manual yang diparalel dengan capasitor 10nF.
    Rangkain Reset
    Rangkain Reset low


  • Rangkaian reset Low aktif ketika berlogika 0 , jika kondisi seperti gambar diatas maka arus akan mengalir langsung kepin reset pada arduino. dikarnakan ada arus yang mengalir maka pin reset arduino berlogika 1, karna arduino aktif low maka pin reset tidak aktif ,karna arduino tidak aktif maka arus mengalir ke capasitor terjadi pengisian dan dibutton tidak terhubung sehingga arus langsung keground
  •  Jika kondisi Button terhubung maka arus akan mengalir langsung keground karna kecendrungan arus melewati resistansi yang kecil yang mengakibatkan arus mengalir keground capasitor terjadi pengosongan sehingga arus mengalir keground
  • dikarenakan tidak ada arus menuju pin reset maka pin reset berlogika 0 (aktif)


  • Rangkaian power regulator diperlukan agar tegangan yang masuk ke dalam rangkaian mikrokontroler dalam kondisi yang stabil, yaitu +5 volt. Pada umumnya, rangkaian power regulator terdiri dari sebuah dioda sebagai penyearah tegangan, beberapa keping capacitor  sebagai penyaring, sebuah chip regulator LM7805 serta pasangan LED dan resistor sebagai indikator.

Rangkaian lain yang dibutuhkan adalah rangkaian reset. Rangkaian ini berguna bagi mengembalikan program sistem mikrokontroler ke nilai awalnya (Address Memory = 0). Dengan demikian, jika terdapat kesalahan atau gangguan pada saat menjalankan program, dapat diulang kembali dengan menekan saklar reset ini.

Kemudian, rangkaian osilator yang berfungsi untuk menghasilkan suatu gelombang osilasi. Gelombang ini digunakan sebagaik clock (detak) bagi mikrokontroler. Dengan detak ini, mikrokontroler berfungsi secara sinkron (serempak) dari satu instruksi ke instruksi berikutnya. Rangkaian osilator terdiri dari sebuah kristal dan 2 buah capacitor.

Dari rangkaian-rangkaian diatas, maka dirakitlah sistem minimum mikrokontroler. Dengan sistem minimum ini, berarti sistem mikrokontroler telah siap untuk dioperasikan. Contoh sebuah sistem minimum mikrokontroler diperlihatkan di bawah ini (namun, rangkaian power regulator tidak ditampilkan).

Jika ingin lebih sederhana dan instan, telah tersedia banyak rangkaian minimum mikrokontroler dalam bentuk modul yang dijual secara bebas. Dengan modul ini, maka akan terjamin rangkaian berada dalam kondisi baik, tidak terjadi kesalahan pensolderan dan pemasangan. Namun, jika dibandingkan membuatnya sendiri, harga modul ini jauh lebih mahal.

  • RESISTOR


Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor disebut Ohm dilambangkan dengan simbol Omega (Ω).

Simbol Resistor :


Cara Menentukan Nilai Resistor :

·         Dengan Kode Warna :


·         Resistor dengan 4  cincin kode warna 

Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai toleransi resistor.

·         Resistor dengan 5 cincin kode warna

Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai toleransi resistor.

·         Resistor dengan 6 cincin warna

Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5 cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan untuk resistor tersebut.

·         Dengan Kode Huruf Resistor 


Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :

o   R, berarti x1 (Ohm)

o   K, berarti x1000 (KOhm)

o   M, berarti x 1000000 (MOhm)

Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :

o   F, untuk toleransi 1%

o   G, untuk toleransi 2%J, untuk toleransi 5%

o   K, untuk toleransi 10%

o   M, untuk toleransi 20%

Rumus Menentukan Nilai Resitor :

o   Resistor Seri R(total) = R1+R2+ R(selanjut nya).

o   Resistor Paralel R(total) = 1/R(total) = 1/R1 + 1/R2 + 1/R(seterusnya).

5. Percobaan  [back]

 
     a.) Prosedur 
 [back]

  • Siapkan segala komponen yang di butuhkan
  • Susun rangkaian sesuai panduan
  • Input codingan arduino
  • Hidupkan rangkaian
  • Apabila tidak terjadi eror, maka rangkaian selesai dibuat.


      b.) Hardware dan diagram blok [back]

  • Hardware 

  • Arduino Uno
  • Sensor gas
  • Flame Sensor
  • Sensor Suhu
  • LED
  • Jumper
  • Sumber DC 9 Volt
  •  Optocoupler MOC 3021
  •  Motor DC (Pompa Air)
  • f. Gas sensor MQ-2
  • g. Buzzer
  • h. Greenled dan Redled
  • i. Resistor
  • j. Jumper
  • k. Ic max7219 NG
  • l. Dotmatrix 



c.) Rangkaian Simulasi dan Prinsip Kerja  [back]

Rangkaian Kontrol Pemadam Kebakaran

Gambar Rangkaian Awal

Prinsip Kerja
Pada simulasi ini, prinsip kerjanya yaitu menggunakan lima input berupa sensor api , sensor gas, dan sensor arus sensor sound dan sensor lm35 . jadi ketika sensor api dan gas  mendeteksi adanya api dan gas, maka sinyal inputan berupa sinyal digital akan masuk ke mikrokontroler dan memberikan perintah ke LED Merah untuk menyala, buzzer menyala, dan motor dc berupa pompa air akan aktif untuk mengeluarkan air. selain itu saat api dan gas terdeteksi, nantinya pada dotmatrix akan muncul tulisan "WARNING!" secara scrooling. hal tersebut diakukan dengan cara membuat HIGH pada pin 3 (Pompa Air), pin 4(Buzzer), pin 6(LED Merah), dan pin 11(Dotmatriks). Sedangkan untuk pin yang menyatakan tidak aktif yaitu pin 5(LED Biru) dibuat LOW. Sebaliknya, jika kedua sensor tidak mendeteksi apa apa, maka mikrokontroler akan memberi perintah untuk LED Biru menyala dengan HIGH Pada Pin 5, sedangkan komponen lainnya tidak aktif dengan cara membuat LOW pada pin 3, pin 4, pin 6, dan pin 11
Untuk sensor Arus ACS712 Dimana arus short circuit >4 ampere jika diketahui daya 900 watt tegangan 220 v maka P=V*I, I=900/220=4.09 A dimana posisi sensor berada di kabel tv ruang keluarga untuk mendeteksi arus short circuit prinsip kerja sensor arus acs712 jika oputput terbaca > 4 ampere maka akan terdekteksi sehingga pin out sensor terhubung dengan pin A0 dimana mendeteksi adanya api dan gas, maka sinyal inputan berupa sinyal  akan masuk ke mikrokontroler dan memberikan perintah ke LED Merah untuk menyala, buzzer menyala.
untuk sensor Sound posisi diletakan diatap kamar tidur (diletakan didekat buzzer jika mendeketeksi suara alarm asap maka alarm akatif memberkan peringatan kepada penghuni kamar tidur jikan sound berlogika 1 pinout dihubungkan ke pin-9 dimana mendeteksi adanya api dan gas, maka sinyal inputan berupa sinyal digital akan masuk ke mikrokontroler dan memberikan perintah ke LED Merah untuk menyala, buzzer menyala.
Untuk sensor Lm35 dihubungkan ke pin A1 dari arduino. Ketika sensor Lm35 mendeteksi adanya suhu panas dari Api yaitu tegangan berlogika 1 , maka nantinya akan dikeluarkan output pada pin 9 arduino dimana pin tersebut dihubungkan pada sebuah buzzer. Disini buzzer berfungsi sebagai alarm bunyi pemberi tanda peringatan jika terjadi kebakaran. Jadi pada saat terjadi kebakaran, maka  akan dikeluarkan output , dimana pin 9 tersebut dihubungkan pada sebuah buzzer.ssehingga alarm menyala, Jadi pada saat  terdeteksi suhu > 56 derajajt maka akan dikeluarkan output yaitu buzzer berbunyi, yang membuat alarm dapat menyala.




Gambar Rangkaian Kontrol Pemadam Kebakaran Aktif



Gambar Rangkaian Kontrol Pemadam Kebakaran Tidak Aktif



Komponen Rangkaian [Kembali]
Komponen-komponen yang digunakan yaitu:
a. Arduino
b. Sumber DC 9 Volt
c. Optocoupler MOC 3021
d. Motor DC (Pompa Air)
e. Flame Sensor
f. Gas sensor MQ-2
g. Buzzer
h. Greenled dan Redled
i. Resistor
j. Jumper
k. Ic max7219 NG
l. Dotmatrix 
m. Sensor  LM35
n. sensor Arus ACS712
o. Sensor Sound


d.) Flowchart dan Listing Program  [back]

d. Flowchart dan Listing Program [Kembali]
- Flowchart





#include <MD_Parola.h>
#include <MD_MAX72xx.h>
#include <SPI.h>

#define MAX_DEVICES 4   // Sesuaikan dengan jumlah dot matrix yang digunakan
#define CLK_PIN   13
#define DATA_PIN  11
#define CS_PIN    10

#define gasPin 2
#define flamePin 7
#define ldrPin A0
#define lampuPin 9
#define redLed 6
#define blueLed 5
#define buzzer 4
#define motor 3
#define acs712Pin A1
#define lm35Pin A2
#define soundPin 9

unsigned long buzzerStartTime = 0;
unsigned long buzzerDuration = 1000;

MD_Parola P = MD_Parola(MD_MAX72XX::PAROLA_HW, CS_PIN, MAX_DEVICES);

void setup() {
  pinMode(gasPin, INPUT);
  pinMode(flamePin, INPUT);
  pinMode(ldrPin, INPUT);
  pinMode(lampuPin, OUTPUT);
  pinMode(redLed, OUTPUT);
  pinMode(blueLed, OUTPUT);
  pinMode(buzzer, OUTPUT);
  pinMode(motor, OUTPUT);
  pinMode(acs712Pin, INPUT);
  pinMode(lm35Pin, INPUT);
  pinMode(soundPin, INPUT);

  Serial.begin(9600);
  Serial.println("[Parola Scrolling Display]\nType a message for the scrolling display\nEnd message line with a newline");

  P.begin();
  P.setIntensity(10);  // Sesuaikan dengan nilai yang sesuai
  P.displayText("WARNING!", PA_LEFT, 20, 2000, PA_SCROLL_LEFT, PA_SCROLL_LEFT);  // Pesan "WARNING!" akan di-scroll ke kiri
}

void loop() {
  int varie = digitalRead(gasPin);
  int varia = digitalRead(flamePin);
  int ldrValue = analogRead(ldrPin);
  int acs712Value = analogRead(acs712Pin);
  int lm35Value = analogRead(lm35Pin);
  int soundValue = digitalRead(soundPin);

  Serial.print("Gas: ");
  Serial.print(varie);
  Serial.print(" | Flame: ");
  Serial.print(varia);
  Serial.print(" | LDR Value: ");
  Serial.print(ldrValue);
  Serial.print(" | ACS712 Value: ");
  Serial.print(acs712Value);
  Serial.print(" | LM35 Value: ");
  Serial.print(lm35Value);
  Serial.print(" | Sound Value: ");
  Serial.println(soundValue);

  // Logika kontrol pemadaman kebakaran
  if (varie == HIGH && varia == HIGH) {
    digitalWrite(redLed, HIGH);
    digitalWrite(blueLed, LOW);
    digitalWrite(buzzer, HIGH);
    digitalWrite(motor, HIGH);

    if (buzzerStartTime == 0) {
      buzzerStartTime = millis();
    }

    digitalWrite(lampuPin, HIGH);

    if (millis() - buzzerStartTime >= buzzerDuration) {
      digitalWrite(buzzer, LOW);
    }
  } else {
    digitalWrite(redLed, LOW);
    digitalWrite(blueLed, HIGH);
    digitalWrite(buzzer, LOW);
    digitalWrite(motor, LOW);
    digitalWrite(lampuPin, LOW);

    buzzerStartTime = 0;
  }

  // Logika kontrol sensor arus ACS712
  if (acs712Value > 4) {  // Ubah batas ambang menjadi 4
    digitalWrite(buzzer, HIGH);
  } else {
    digitalWrite(buzzer, LOW);
  }

  // Logika kontrol sensor suhu LM35
  float temperature = (lm35Value * 500.0) / 1024.0;
  if (temperature > 56.0) {
    digitalWrite(buzzer, HIGH);
  } else {
    digitalWrite(buzzer, LOW);
  }

  // Logika kontrol sensor suara (sound sensor)
  if (soundValue == HIGH) {
    digitalWrite(buzzer, HIGH);
  } else {
    digitalWrite(buzzer, LOW);
  }

  if (P.displayAnimate()) {
    P.displayReset();
  }

  delay(100);
}
  • LISTING PROGRAM 
    Berikut adalah penjelasan perbaris dari kode di atas:
    1.    #include <MD_Parola.h>
           #include <MD_MAX72xx.h>
           #include <SPI.h>
            Mendeklarasikan pustaka yang diperlukan untuk menggunakan MD_Parola dan MD_MAX72xx.
             Pustaka ini digunakan untuk mengendalikan modul dot matrix LED.

    2.  #define MAX_DEVICES 4  
         #define CLK_PIN   13
         #define DATA_PIN  11
        #define CS_PIN    10
        Mendefinisikan konstanta untuk konfigurasi modul dot matrix, termasuk jumlah maksimum
        perangkat, pin CLK (Clock), pin DATA, dan pin CS (Chip Select).


    3. #define gasPin 2
       #define flamePin 7
       #define ldrPin A0
       #define lampuPin 9
       #define redLed 6
       #define blueLed 5
       #define buzzer 4
       #define motor 3
       #define acs712Pin A1
       #define lm35Pin A2
       #define soundPin 9
    Mendefinisikan pin untuk sensor gas, sensor api (flame), sensor LDR, lampu, LED merah, LED biru, buzzer, motor, sensor ACS712 (arus), sensor suhu LM35, dan sensor suara.

    4.unsigned long buzzerStartTime = 0;
       unsigned long buzzerDuration = 1000;
       Mendeklarasikan variabel yang digunakan untuk mengontrol durasi bunyi buzzer pada kondisi tertentu.

    5. MD_Parola P = MD_Parola(MD_MAX72XX::PAROLA_HW, CS_PIN, MAX_DEVICES);
        Membuat objek MD_Parola yang akan digunakan untuk mengendalikan modul dot matrix dengan parameter konfigurasi hardware, pin CS, dan jumlah perangkat.

    6..void setup() {
       Memulai fungsi setup().

    7. pinMode(gasPin, INPUT);
       pinMode(flamePin, INPUT);
       pinMode(ldrPin, INPUT);
       pinMode(lampuPin, OUTPUT);
       pinMode(redLed, OUTPUT);
       pinMode(blueLed, OUTPUT);
       pinMode(buzzer, OUTPUT);
       pinMode(motor, OUTPUT);
       pinMode(acs712Pin, INPUT);
       pinMode(lm35Pin, INPUT);
       pinMode(soundPin, INPUT);
       Mengatur mode pin-pin sesuai dengan kebutuhan (INPUT atau OUTPUT).

    8. Serial.begin(9600);
        Serial.println("[Parola Scrolling Display]\nType a message for the scrolling display\nEnd message line with a newline");
       Menginisialisasi komunikasi serial dan mencetak pesan pada serial monitor.

    9.P.begin();
       P.setIntensity(10);  // Sesuaikan dengan nilai yang sesuai
       P.displayText("WARNING!", PA_LEFT, 20, 2000, PA_SCROLL_LEFT, PA_SCROLL_LEFT);
       Memulai modul Parola, mengatur intensitas tampilan, dan menampilkan pesan peringatan "WARNING!" dengan efek scroll ke kiri.

    10.void loop() {
        Memulai fungsi loop().

    11.int varie = digitalRead(gasPin);
        int varia = digitalRead(flamePin);
        int ldrValue = analogRead(ldrPin);
        int acs712Value = analogRead(acs712Pin);
        int lm35Value = analogRead(lm35Pin);
        int soundValue = digitalRead(soundPin);
        Membaca nilai dari sensor gas, sensor api, sensor LDR, sensor ACS712 (arus), sensor suhu LM35 dan sensor suara.

    12.Serial.print("Gas: ");
        Serial.print(varie);
        Serial.print(" | Flame: ");
        Serial.print(varia);
        Serial.print(" | LDR Value: ");
        Serial.print(ldrValue);
        Serial.print(" | ACS712 Value: ");
        Serial.print(acs712Value);
        Serial.print(" | LM35 Value: ");
        Serial.print(lm35Value);
        Serial.print(" | Sound Value: ");
        Serial.println(soundValue);
        Mencetak nilai sensor pada serial monitor.

    13.if (varie == HIGH && varia == HIGH) {
        Memulai logika kontrol untuk pemadaman kebakaran jika kedua sensor gas dan sensor api mendeteksi keadaan bahaya.  

    14.digitalWrite(redLed, HIGH);
        digitalWrite(blueLed, LOW);
        digitalWrite(buzzer, HIGH);
        digitalWrite(motor, HIGH);
        Mengaktifkan LED merah, mematikan LED biru, menyalakan buzzer, dan menyalakan motor.

    15. if (buzzerStartTime == 0) {
          buzzerStartTime = millis();
          }
        Mengatur waktu awal bunyi buzzer jika belum diatur sebelumnya.

    16. digitalWrite(lampuPin, HIGH);
        Menyalakan lampu.

    17. if (millis() - buzzerStartTime >= buzzerDuration) {
          digitalWrite(buzzer, LOW);
           }
        Mematikan buzzer setelah melewati durasi tertentu.

    18.} else {
        Bagian dari logika kontrol jika tidak terdeteksi bahaya kebakaran.

    19.digitalWrite(redLed, LOW);
        digitalWrite(blueLed, HIGH);
        digitalWrite(buzzer, LOW);
        digitalWrite(motor, LOW);
        digitalWrite(lampuPin, LOW);
        Mematikan LED merah, menyalakan LED biru, mematikan buzzer, mematikan motor, dan mematikan lampu

    20. buzzerStartTime = 0;
        Mereset waktu awal bunyi buzzer.

    21. if (acs712Value > 4) {
        Memulai logika kontrol untuk sensor arus ACS712.

    22. digitalWrite(buzzer, HIGH);
        Menyalakan buzzer jika nilai sensor arus melebihi batas tertentu.

    23. } else {
          Bagian dari logika kontrol jika nilai arus tidak melebihi batas.

    24.digitalWrite(buzzer, LOW);
         Mematikan buzzer.

    25. float temperature = (lm35Value * 500.0) / 1024.0;
          Menghitung suhu berdasarkan nilai sensor LM35.

    26.  if (temperature > 56.0) {
           Memulai logika kontrol untuk sensor suhu LM35.

    27.  digitalWrite(buzzer, HIGH);
           Menyalakan buzzer jika suhu melebihi batas tertentu.

    28.  } else {
          Bagian dari logika kontrol jika suhu tidak melebihi batas.

    29. digitalWrite(buzzer, LOW);
          Mematikan buzzer.

    30. if (soundValue == HIGH) {
          Memulai logika kontrol untuk sensor suara.

    31. digitalWrite(buzzer, HIGH);
          Menyalakan buzzer jika ada deteksi suara.

    32. } else {
          Bagian dari logika kontrol jika tidak ada deteksi suara.

    33. digitalWrite(buzzer, LOW);
          Mematikan buzzer.

    34. if (P.displayAnimate()) {
          P.displayReset();
          }
        Memeriksa dan menganimasikan tampilan pada dot matrix.

    35. delay(100);
          Memberikan jeda 100ms sebelum mengulangi loop.

     e.) Vidio demo  [back]





      
       g.) Vidio Simulasi  [back]

    Video Rangkaian Simulasi


    Video Rangkain visual desaigner part 1

    Video Rangkain visual desaigner part 2




    h.) Download File  [back]

  • Download HTML klik disini
  • Download Rangkaian klik disini
  • Download Rangkaian visual desaigner klik disini
  • Download Kode Program klik disini
  • Download Video Percobaan klik disini
  • Download Datasheet Resistor  klik disini
  • Download Datasheet Kapasitor  klik disini
  • Download Datasheet Induktor klik disini
  • Download Datasheet LED klik disini
  • Download Datasheet Motor DC klik disini
  • Download Datasheet Motor Driver L293D klik disini
  • Download Datasheet Arduino Uno klik disini
  • Download Datasheet dot matrkis  klik disini
  • Download Datasheet Flame Sensor klik disini
  • Download Datasheet sensor GAS SENSOR klik disini
  • Download Datasheet sensor Sound SENSOR klik disini
  • Download Datasheet sensor Arus ACS712  klik disini
  • Download Library Sensor GAS SENSOR klik disini
  • Download Library Sound Sensor klik disini
  • Download Library Flame Sensor klik disini









  • Komentar

    Postingan populer dari blog ini